Admixture: Bahan Tambahan Campuran Beton

Product Research & Standardization WSBP

Last Updated :

March 9, 2023
9:51 am
0
(0)
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email

Kualitas beton merupakan hal penting dalam konstruksi bangunan. Salah satu faktor penentunya ialah admixture. Ini merupakan bahan atau material selain air, semen, dan agregat yang ditambahkan ke dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan.

 

Seringkali dikenal dengan istilah bahan tambah, admixture dapat berupa bubuk atau cairan. Fungsinya ialah memperbaiki workability beton, mengatur faktor air semen pada beton segar, mengurangi penggunaan semen, mencegah terjadinya segregasi dan bleeding, mengatur waktu pengikatan aduk beton, meningkatkan kekuatan beton keras, meningkatkan sifat kedap air pada beton keras, dan meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras.

 

Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan standar yang berlaku seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), American Society for Testing and Materials (ASCM), atau American Concrete Institute (ACI).

Umumnya, penambahan tidak lebih dari 5% dari keseluruhan berat dan komposisi adonan beton. Penambahannya dilakukan sebelum atau saat mixing atau batching (pencampuran material yang diubah menjadi adonan).

 

Secara umum, dikenal ada tujuh bahan tambah yang lazim digunakan dalam dunia konstruksi, yaitu:

  1. Tipe A Water Reducing. Digunakan untuk mengurangi air pada adukan beton. Penambahannya tidak akan mengurangi kadar semen, bahkan mempercepat adonan menjadi slump.
  2. Tipe B Retarding. Berfungsi untuk memperlambat proses terikatnya adonan beton sehingga tidak mudah kering. Biasanya digunakan dalam proses pengecoran dengan tingkat kesulitan tinggi atau dalam cuaca panas, begitu juga jarak yang jauh dari tempat peracikan ke lokasi pengiriman.
  3. Tipe C Accelerating. Sesuai dengan namanya, tipe ini akan mempercepatan proses hidrasi pengecoran.
  4. Tipe D Retarding and Water Reducing. Digunakan untuk mengurangi kadar air dan hidrasi sehingga adonan cor atau beton terikatnya lebih lama. Kegunaannya ialah campuran tidak cepat mengeras.
  5. Tipe E Accelerating and Water Reducing. Digunakan untuk mempercepat terikatnya adonan beton sekaligus mengurangi kadar airnya.
  6. Tipe F Water Reducing High Range. Ini dapat mengurangi kadar air dalam adonan beton hingga 12%. Keunggulannya ialan konsistensi adonan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
  7. Tipe G Water Reducing High Range Retarding digunakan saat menginginkan proses terikatnya material dan berkurangnya kadar air dalam waktu lama, misalnya untuk proyek yang ruang kerja atau sumber daya yang terbatas.

 

Meski demikian, ada sejumlah dampak yang terjadi saat menggunakan bahan tambah ini dengan tidak benar, seperti adonan beton tidak mengering dengan baik, menggumpal, hingga hasil beton atau cor terlihat pecah.

 

Sehingga upaya yang harus dilakukan yaitu ….

Apakah artikel ini bermanfaat?

Click on a star to rate it!

Rating rata-rata 0 / 5. Banyaknya rating: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait